Sabtu, 12 Maret 2011

Penerapan Kesetimbangan Kimia

HYPOXIA SYMPTON DAN ADAPTASI TUBUH



OLEH

NURUL RIDHO AL AMIN

SMA NEGERI 1 SINGKAWANG





BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang, kemajuan tekhnologi amat pesat sehingga terciptalah mesin yang dapat meringankan beban kita. Mobil, motor, bahkan pesawat merupakan salah satu dari mesin yang tercipta akibat kemajuan tekhnologi tersebut. Dengan kemajuan tekhnologi ini, memungkinkan kita untuk berpergian dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan mudah dan cepat.

Dengan pesawat kita dapat berpergian ke tempat yang jauh dan dengan waktu yang relative cepat dibandingkan dengan berjalan kaki. Namun, kita akan merasa pusing, mual, atau rasa tidak nyaman lainnya ketika melakukan perjalanan tersebut. Hal ini terjadi adanya perbedaan ketinggian yang terjadi dan karena tubuh beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Di dalam tubuh manusia terdapat suatu sistem kesetimbangan yang berperan dalam menjaga fungsi fisiologis tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Salah satu proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia adalah beradaptasi terhadap perubahan ketinggian yang tiba-tiba. Kondisi ini disebut dengan Hypoxia Symptom. Tubuh akan merasa pusing, mual, atau rasa tidak nyaman lainnya. Namun, bila sudah beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur-angsur kondisi tubuh normal kembali.

Berdasarkan paparan diatas, akan kita bahas apa penyebab dari rasa pusing, mual atau rasa tidak nyaman ketika melakukan perjalanan jarak jauh dan mengapa tubuh dapat segera dan berangsur-angsur kembali kekondisi tubuh normal. Disini juga akan dibahas bagaimana hubungan kesetimbangan kimia dengan adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1.2.1 Bagaimana proses kesetimbangan kimia yang dilakukan oleh manusia yang terkena Hypoxia Symptom.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Hipoksia yaitu kondisi kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat mengakibatkan koma, bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila sudah beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur-angsur kembali ke kondisi tubuh normal.

2.2 Penyebab

Di dalam tubuh manusia sendiri, terdapat suatu sistem kesetimbangan yang berperan dalam menjaga fungsi fisiologis tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Salah satu proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia adalah beradaptasi terhadap perubahan ketinggian yang tiba-tiba. Jika seseorang yang bertempat tinggal di Jakarta dengan ketinggian 0 km dari permukaan laut (dpl) pergi dengan menggunakan pesawat terbang ke Mexico City dengan ketinggian 2,3 km dpl, maka setelah tiba di Mexico City akan merasa pusing, mual, atau rasa tidak nyaman lainnya.

Oleh karena itu, kasus Hypoxia ini tidak terjadi pada penduduk setempat yang sudah terbiasa hidup di daerah dataran tinggi tersebut namun terjadi pada penduduk yang belum terbiasa hidup di daerah tinggi ataupun sebaliknya. Karena kasus hipokasia ini, bagi pendaki yang akan menaiki puncak gunung memerlukan pos-pos pemberhentian agar tubuh mereka selalu dapat beradaptasi secara baik terus-menerus sehingga terhindar dari hipokasia.

2.3 Kesetimbangan Pengikatan Oksigen oleh Hemoglobin

Keadaan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan sistem reaksi kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin:

Hb(aq) + O2(aq) ↔ HbO2(aq)

HbO2 merupakan oksihaemoglobin yang berperan aktif dalam membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termasuk ke otak. Tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah:

Pada ketinggian 3 km, tekanan parsial gas oksigen sekitar 0,14 atm, sedangkan pada permukaan laut tekanan parsial gas oksigen sebesar 0,2 atm.

2.4 Asas Kesetimbangan Kimia

Berdasarkan azas Le-Chatelier, dengan berkurangnya gas oksigen berati kesetimbangan akan bergeser ke kiri, dan berakibat kadar HbO2 di dalam darah menurun. Akibat yang ditimbulkan dari keadaan tersebut adalah suplai oksigen ke seluruh jaringan akan berkurang. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya rasa mual dan pusing, serta perasaan tidak nyaman pada tubuh.

Kondisi tersebut akan mengakibatkan tubuh berusaha beradaptasi dengan memproduksi hemoglobin sebanyak-banyaknya. Dengan meningkatnya konsentrasi hemoglobin akan menggeser kembali kesetimbangan ke kanan dan HbO2 akan meningkat kembali seperti semula. Penyesuaian ini berlangsung kurang lebih 2-3 minggu.

Dari penelitian, diketahui bahwa kadar hemoglobin rata-rata penduduk yang bertempat tinggal di dataran tinggi akan memiliki hemoglobin lebih tinggi daripada penduduk yang bertempat tinggal di dataran rendah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka disimpulkan beberapa hal berikut :

3.1.1 Hipoksia yaitu kondisi kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.

3.1.2 Di dalam tubuh manusia, terdapat suatu sistem kesetimbangan yang berperan dalam menjaga fungsi fisiologis tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang salah satu proses adaptasinya yaitu terhadap perubahan ketinggian yang tiba-tiba

3.1.3 Konsep pengikatan oksigen oleh hemoglobin merupakan contoh konsep kesetimbangan kimia.

3.1.4 Penyesuaian tubuh/adaptasi tubuh dilakukan seperti azas Le-Chatelier.

DAFTAR PUSTAKA

Http://id.wikipedia.org/wiki/Hipoksia

Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Phibeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar